Friday, July 01, 2005

Al Qur’an dan Musik Klasik

Lebih Kompleks ketimbang Musik Dalam musik klasik terdapat kekompleksan not atau partitur lagu yang bagipara pemain musik dan penikmatnya mampu menjembatani otak kanan dan kirisehingga mendatangkan kecerdasan berkat daya tangkap yang lebih dankonsentrasi tinggi.
Dan ternyata Al-Quran pun memberikan kekompleksan yangsama bahkan lebih baik daripada musik klasik. Saat dibacakan dengan benarsesuai tajwid dan makhraj huruf, Al-Quran mampu merangsang kemapuansyaraf-syaraf otak anak. Dan bila musik mozart dianggap dapat meningkatkanIQ dan EQ, maka Al-Quran dapat meningkatkan IQ, EQ dan SQ anak.
Ayat Al-Quran merupakan kata-kata Sang Pencipta Otak, Pencipta Manusia,Allah SWT. Pada setiap ayat selalu tersimpan makna dan kata yang"berarti". Tidak ada satupun kata dari ayat Al-Quran sia-sia. Semuamengandung arti dan tanda-tanda kebesaran Allah SWT, Allahu Akbar.Sedangkan shlawat mengandung do'a kepada Allah agar Nabi Muhammad SAWselalu diberkahiNya. Bukan saja untuk menenangkan, tapi ayat Allah dan rangkaian shalawat-dzikir juga bisa untuk terapi. Karenanya sangatdianjurkan kepada orang tua yang sedang menanti kelahiran buah hatinyauntuk rajin membaca Al-Quran, berzikir, bershalawat atau bahkanmendengarkan nasyid.
Penelitian mengenai keunggulan Al-Quran juga dilakukan oleh DR.Nurhayatidari Malaysia yang diungkapkannya dalam Semina Konselling dan PsikoterapiIslam di Malaysia pada 1997, terbukti bayi usia 48 jam yang mendengarayat-ayat Al-Quran dari tape di ruangan bayi menunjukkan respon tersenyumdan menjadi lebih tenang.Nah, dengan sedikit pengertian di atas, maka kini tergantung pada dirianda sendiri. Mendengarkan musik memang membuat jetak jantung bayi danjuga orang dewasa lebih teratur namun tidak menimbulkan rasa cinta kepadaSang Khalik secara langsung. Sedangkan Alquran, nasyid dan shalawat jugasama-sama membuat detak jantung bayi lebih teratur tapi sekaligusmenimbulkan rasa cinta dan dekat kepada Sang Khalik. Bukankah ini bekalterbaik untuk hidup dan masa depannya ?! Anggraini LubisSumber : Zahrotun Nihayah, Wakil Dekan bid. Akademik Fakultas PsikologiUIN Syarif Hidayatullah dan Kajur PAUD Universitas Al-Azhar Indonesia.

No comments: